ReviewEssays.com - Term Papers, Book Reports, Research Papers and College Essays
Search

What Meant by Political Communication? (indonesian)

Essay by   •  November 22, 2015  •  Essay  •  1,529 Words (7 Pages)  •  1,076 Views

Essay Preview: What Meant by Political Communication? (indonesian)

Report this essay
Page 1 of 7

Bab 7

KOMUNIKASI POLITIK

Pengantar

Apa yang dimaksudkan dengan komunikasi politik? Michael Rush dan Phillip Althoff mendefinisikan komunikasi politik sebagai suatu proses di mana informasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan di antara sistem sistem sosial dengan sistem sistem politik. Proses ini terjadi secara berkesinambungan dan mencakup pula pertukaran informasi di antara individu individu dengan kelompok kelompoknya pada semua tingkatan. Komunikasi politik merupakan suatu elemen yang dinamis dan yang menentukan sosialisasi politik dan partisipasi politik. Pola pola komunikasi politik – komunikasi pengetahuan, nilai nilai, dan sikap sikap yang dikembangkan oleh suatu negara menentukan bentuk sosialisasi politik dan partisipasi politik yang terjadi di negara yang bersangkutan. Dalam hal ini komunikasi politik menentukan corak perlilaku insan politik.

Di dalam bab ini kita akan melihat:

  1. Tinjauan umum tentang komunikasi,
  2. Pola pola komunikasi politik dan saluran komunikasi politik, dan
  3. Pembentukan pendapat umum

1.Tinjauan Umum tentang Komunikasi

Dalam bentuknya yang paling sederhana, proses komunikasi terdiri dari pengirim, pesan, dan penerima. Suatu tindakan komunikasi bermula dari si pengirimi. Karena itu, kualitas komunikasi sebagian besar tergantung dari keterampilan si pengirim. Ia harus tahu isi pesan yang ingin disampaikannya. Selain itu ia juga harus tahu kapan pesan itu harus disampaikan. Kemudian tanggung jawab final dari si pengirim ialah mencari feedback atau umpan balik dan mengevaluasinya secara hati hati.

Lantas pesan. Pada tahap tertentu, dalam proses komunikasi, pesan berada terpisah dari pengirim maupun penerima. Akan tiba suatu momen ketika apa saja yang kita komunikasikan itu hanya berbentuk suatu tanda yang berarti bagi si pengirim, dan berarti bagi si penerima yang membacanya. Pada suatu tahap dalam proses komunikasi pesan hanya berupa tinta pada kertas, atau berupa suatu gelombang elektronik di udara ( misalnya kata kata yang kita ucapkan), atau berupa gelombang cahaya ( misalnya komunikasi gambar). Makna tanda tanda tersebut tergantung dari kesepakatan dan pengalama kita. Dengan kata lain, arti tanda tanda tersebut tergantung dari kesepakatan dari orang orang yang menggunakannya. Karena itu perbedaan nilai, kebudayaan, dan pengalaman bisa menjadi faktor penyebab kesalah pahaman atas suatu pesan yang disampaikan secara lintas kultural.

Kelihatannya memang sederhana. Tetapi apa yang disebut pesan itu sebenarnya merupakan sesuatu yang sangat rumit. Bukan saja lantaran artinya berbeda beda bagi orang yang berbeda tetapi juga pesan itu pun memiliki dua jenis arti yang berbeda. Yang satu disebut arti denotatif, yaitu arti umum atau arti menurut kamus. Yang lain disebut arti konotatif, yaitu arti emosional atau evaluatif betapa baik, betapa kuat, betapa aktif, betapa berbahaya sesuatu itu.

Pengaruh dari suatu pesan tergantung pada saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan yang bersangkutan. Dalam kehidupan masyarakat primitif, suatu pesan disampaikan dari mulut ke mulut. Di zaman modern, terdapat banyak saluran yang memungkinkan kita dapat mendengar, melihat atau membaca suatu pesan. Jika salurannya mampat atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka suatu pesan tak akan sampai ke alamat yang dituju. Komunikasi tidak akan terjadi bila pesan tidak sampai ke penerimanya. Seandainya pesan diterima oleh orang atau suatu kelompok masyarakat yang dituju, tetapi tidak ada feedback, umpan balik kepada pengirim pesan, maka tidak terjadi pula komunikasi dalam arti sesungguhnya. Feedback adalah pesan yang dikirim oleh si penerima sebagai tanggapan terhadap pesan si pengirim. Feedback ini penting, karena ia membantu meyakinkan si pengirim bahwa pesannya benar benar dikirim secara akurat. Untuk itu si pengirim pun harus tahu menggunakan saluran yang tepat. Feedback dapat mencegah kesalahpahaman yang bisa merusak hubugan dalam suatu organisasi.

2.Pola Pola Komunikasi Politik dan Salurannya

 Komunikasi politik bukanlah suatu bentuk komunikasi yang spesifik dan terpisah dari model komunikasi sosial. Komunikasi politik hanyalah sebagian dari komunikasi sosial. Karena itu pola pola dasarnya pun mengikuti pola pola komunikasi sosial. Yang dimaksud adalah pola komunikasi vertikal ( atas ke bawah dan sebaliknya) , pola komunikasi horizontal ( komunikasi yang sejajar ), pola komunikasi formal ( komunikasi melalui organisasi formal ) dan pola komunikasi informal ( komunikasi melalui pertemuan atau tatap muka langsung)

Penting untuk diperhatikan bahwa tanpa komunikasi politik yang efektif, maka aktivitas politik akan kehilangan bentuk. Untuk itu sumber pesan, misalnya seorang calon presiden, atau seorang calon legislatif dituntut untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada para pendukungnya dan masyarakat luas. Di samping itu, calon yang bersangkutan pun harus tahu saluran atau sarana penyampaian informasi yang tepat. Dengan demikian dia pun boleh berharap untuk memperoleh umpan balik yang tepat pula. Dalam hal ini calon pemilih merupakan sumber informasi baginya.

Sepintas lalu persoalannya tampak sederhana. Namun di dalam kenyataan persoalannya sangat rumit, karena dalam setiap masyarakat terdapat suatu jaringan komunikasi yang kompleks, suatu hal yang juga berlaku bagi jaringan komunikasi politik. Jaringan komunikasi politik itu melibatkan beragam sumber dan saluran serta pendengar, juga menyangkut komunikasi vertikal dan horizontal, komunikasi formal dan informal.

Bagi seorang elite politik, sumber informasi politiknya meliputi rekan kerjanya di kantor, para pejabat administratif, sekutu sekutu politiknya, media massa, kontak kontak periodik dengan anggota masyarakat lain, misalnya melalui kegiatan kampanye pemilihan umum, kunjungan ke berbagai negara, dan lain lain. Para pendengarnya terdiri dari berbagai kalangan masyarakat.

Namun tidak ada pola komunikasi politik yang berlaku dalam berbagai sistem politik. Meskipun terdapat perbedaan pola komunikasi dari sistem politik yang satu ke sistem politik yang lain, saluran komunikasinya pada umumnnya sama. Dalam hal ini media massa merupakan sarana utama bagi penyaluran informasi mengenai masalah masalah politik. Kiranya jelas bahwa komunikasi politik merupakan bagian yang integral dari jaringan komunikasi sosial. Bahkan harus diakui informasi politik hanyalah salah satu bagian kecil di antara berita berita.

...

...

Download as:   txt (11.3 Kb)   pdf (198.4 Kb)   docx (12.1 Kb)  
Continue for 6 more pages »
Only available on ReviewEssays.com