Hubungan Pdb Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Penduduk
Essay by Saraswati Nirmala S • January 11, 2017 • Essay • 777 Words (4 Pages) • 1,691 Views
Hubungan antara PDB, IHK, dan Inflasi[pic 1][pic 2]
dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi makro dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) itu sendiri adalah peningkatan kemakmuran masyarakat akibat barang dan jasa yang diproduksi meningkat yang menyebabkan perkembanga kegiatan dalam perekonomian. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertembahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan prosuksi barang dan jasa yang sama besarnya.
Menurut Prof. Simon Kuznets pertumbuhan ekonomi itu adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang-barang ekonomi pada penduduknya. Pertumbuhan kemampuan ini sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang diperlukan.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara itu sendiri dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) negara tersebut, Indeks Harga Konsumen, dan laju inflasi negara tersebut.
Output atau pendapatan nasional merupakan ukuran paling komprehensif dari tingkat aktivitas ekonomi suatu Negara (Lipsey, 1996). Salah satu ukuran yang lazim digunakan untuk output adalah Gross Domestic Product (GDP). GDP dapat dilihat sebagai perekonomian total dari setiap orang di dalam perekonomian atau sebagai pengeluaran total pada output barang dan jasa perekonomian (Mankiw, 2000). Output produksi ini dinyatakan dalam satuan mata uang (rupiah) sebagai jumlah dari total keluaran barang dan jasa dikalikan dengan harga per unitnya. Pertumbuhan ekonomi diukur dari perubahan persentase dari output riil. Output itu sendiri dibedakan manjadi dua, yaitu output nominal dan output riil. Jumlah total output tersebut sering disebut sebagai output nominal, yang dapat berubah karena perubahan baik jumlah fisik (nyata) maupun perubahan harga terhadap periode perhitungan dasarnya. Nilai output diukur tidak pada harga sekarang saja tetapi pada harga yang berlaku pada periode dasar yang dipilih untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang terjadi selain dari perubahan jumlah nyatanya saja. Jumlah total inilah yang disebut sabagai output riil.
Menurut BPS, Indeks Harga Konsumen adalah Indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu. IHK ini merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang dan jasa.
Inflasi menurut Nopirin (dalam Ghofari, 2010) adalah proses kenaikan harga – harga umum barang- barang secara terus-menerus. Sedangkan, menurut Sadono Sukirno (2008) inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Sedangkan tingkat inflasi adalah persentasi kenaikan harga-harga barang dalam periode waktu tertentu.
[pic 3][pic 4]
[pic 5]
[pic 6]
Produk Domestik Bruto mengukur pendapatan total dalam perekonomian ataupun pengeluaran total barang dan jasa dalam perekonomian. Oleh karena itu, PDB per kapita memberi informasi tentang pendapatan dan pengeluaran warga rata-rata dalam perekonomian. Karena sebagian besar akan memilih untuk memperoleh pendapatan lebih besar dan menikmati pengeluaran lebih banyak, PDB per kapita menjadi ukuran alamiah untuk mengetahui kesejahteraan warganya. Menurut analisis dari Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun ke tahun dari data di atas, terdapat kenaikan lalu penurunan PDB. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia rata-rata sudah semakin sejahtera perekonomiannya. Sebagai contohnya, PDB Tahun 2015 merupakan dua kali PDB Tahun 2006. Terlepas dari faktor inflasi, ini berarti kesejahteraan masyarakat meningkat tajam yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dari tahun ke tahun (sampai Tahun 2012, lalu menurun kembali).
...
...